KARTINI BERDARAH |
|
DRAMATIC PERSONAE |
1. MUTI 20 Tahun |
2. USI 21 Tahun |
3. SIPIR 1 30 Tahun |
4. SIPIR 2 35 Tahun |
5. AYAH 38 Tahun |
6. POLISI 1 26 Tahun |
7. POLISI 2 32 Tahun |
8. RODI 23 Tahun |
9. SITOH 20 Tahun |
10. POLISI III s/d POLISI VI kira kira berumur 28 – 30 Tahunan |
11. PENJAGA PERPUSTAKAAN 23 Tahun |
12. TIKUS |
BABAK I |
RUANG PENJARA YANG LEMBAB, BANYAK TIKUS, ADA KECOAK. MUTI |
BERDIRI MENATAP KELUAR, TAK LAMA KEMUDIAN DUA ORANG SIPIR |
DATANG MENGHAMPIRI SEL MUTI |
SIPIR I |
Muti, ada yang ingin bertemu? |
MUTI |
Yang aku nantikan hanya hukuman mati, bukan siapapun! |
SIPIR II |
Temuilah dia, mungkin saja dia dapat menghiburmu! |
MUTI |
Katakan padanya, aku tidak ingin dibesuk oleh siapa pun! |
SIPIR II |
Kau tinggal disini sudah hampir 1 tahun, kenapa engkau tidak mau ditemui oleh siapa |
pun? |
MUTI |
Karena aku hanya mengharapakan kematian,apabila manusia melakukan kesalahan maka, |
ia pantas mendapatkan hukuman. katakan padanya kalau aku tidak ingin bertemu. |
SIPIR I |
Baiklah, terserah kau saja. |
( DUA SPIR PUN PERGI ) |
SIPIR I |
Dia seperti anak presiden saja |
SIPIR II |
Memangnya kenapa? |
SIPIR I |
Dia tidak mau meminta perlindungan kepada presiden untuk diringankan hukumannya. |
SIPIR II |
Memangnya apa yang telah ia lakukan hingga harus berhadapan hukuman mati |
SIPIR I |
Saya kurang tahu, tapi katanya dia seorang pembunuh |
SIPIR II |
Apa betul? |
SIPIR I |
Mungkin, hey! Gimana anakmu, apa dia sudah sembuh? |
SIPIR II |
Sudah. |
BABAK II |
RUANGAN PENJARA YANG BECEK, LEMBAB, BANYAK TIKUS, KECOAK, |
MUTI DUDUK DI LANTAI SAMBIL MENULIS DI LANTAI. MUTI |
MENGAJAK SEEKOR TIKUS BICARA |
MUTI |
Waktuku tinggal satu hari lagi |
TIKUS |
Berarti kau akan bebas. |
MUTI |
Ya, bebas untuk selamanya |
TIKUS |
Dan menghirup udara segar |
MUTI |
Udara panasnya neraka |
TKUS |
Apa maksumu? |
MUTI |
Ya, aku akan bertemu malaikat dan akan bertemu tuhan |
TIKUS |
Aku tidak paham maksudmu |
MUTI |
Kau pasti tidak mengerti, aku akan terbebas dari dunia fana ini |
TIKUS |
Oh! Gadis, kenapa kau bisa masuk ruangan pengap begini. |
MUTI |
Ceritanya panjang dan mungkin kau tidak akan mengerti. Kehidupan wanita pada |
hakikatnya hanya menjadi budak nafsu. Apalah artinya sebuah kegadisan apabila berada |
dibagian liberalisme. |
TIKUS |
Aku tidak mengerti |
MUTI |
Aku lebih baik mati ketimbang kegadisan menjadi gaya hidup gila. Kau tahu! Diluar sana |
banyak sekali gadis gadis yang menjadi racun dunia, entah itu terpaksa atau tidak |
TIKUS |
Racun? |
MUTI |
Semoga dengan kematian tidak ada lagi yang dapat mencicipi tubuhku |
TIKUS |
Kau lupa! Tubuhmu akan dicicipi oleh cacing dan bilatung |
MUTI |
Itu lebih baik! Bersembunyilah |
TIKUS |
Ada apa? |
MUTI |
Ada yang datang |
TIBA TIBA DUA SIPIR ITU KEMBALI DATANG |
SIPIR I |
Hei, dia dating lagi, |
SIPIR II |
Dan memaksa masuk |
MUTI |
Dia pasti suruhan hakim itu |
SIPIR I |
Bukan, dia mengaku dokter |
MUTI |
Dokter? |
SIPIR II |
Ya, dia ingin memeriksa kesehatanmu. |
MUTI |
Untuk apa memeriksaku? |
SIPIR I |
Setiap tahanan perlu diperiksa kesehatannya, itu peraturan di sini |
MUTI |
Apa perlu seorang yang mau mati diperiksa kesehatan? |
SIPIR I |
Mungkin perlu, hey gadis kenapa kamu tidak meminta perlindungan dari presiden, kau |
belum pantas untuk mati! |
MUTI |
Presiden pun tidak bisa melawan tuhan, jadi kenapa musti minta tolong kepada yang |
tidak kekal |
SIPIR I |
Aku tidak mengerti, gadis! Bagimana prihal dokter itu? |
MUTI |
Biarkan dia masuk ! |
SIPIR I |
Nah, begitu dong! Setidaknya kau akan bahagia apabila ada yang menjenguk |
MUTI |
Malahan aku benci kalau ada orang yang sok perhatian kepadaku |
SIPIR I DAN SIPIR II PERGI MENINGGALKAN MUTI, MUTI DAN TIKUS ITU |
KEMBALI MENGOBROL |
TIKUS |
Mungkin saja itu keluargamu |
MUTI |
Aku tidak punya keluarga |
TIKUS |
Mungkin saja itu temanmu |
MUTI |
Aku tidak punya teman |
TIKUS |
Atau mungkin dia itu arwah orang tuamu |
MUTI |
Mungkin, tapi…. |
TIKUS |
Tapi apa? |
MUTI |
Tidak, kenapa kau mencari makanan seperti itu? |
TIKUS |
Ya, beginilah menjadi tikus, aku dapat leluasa melakukan apa saja |
MUTI |
Kau ini seperti tikus kantor yang ada di liriknya iwan fals |
TIKUS |
Kalau tikus itu tikus kantor yang suka menteror orang orang kecil |
TERDENGAR DERAP KAKI, SIPIR I DAN II MEMBAWA USI KE DEPAN SEL |
MUTI |
SIPIR I |
Ini orang yang ingin bertemu kau, masuk. Kalau sudah puas kau panggil kita |
USI |
Baik pak, terimaksih |
KEDUA SIPIR ITU PERGI MENINGGALKAN MUTI DAN USI |
MUTI |
Saya tidak kenal anda dan Ada keperluan apa anda datang kemari? |
USI |
Bukan maksuku untuk mengganggumu tapi justru aku ingin membantumu |
MUTI |
pergi |
USI |
Tenang muti, aku hanya ingin memeriksa kesehatanmu…. |
MUTI |
Kau bukan dokter, kau pasti suruhan hakim bejat itu. |
Aku tidak mau siapapun menolongku, katakan sejujurnya, siapa kau seberanya dan ada |
keperluan apa ? |
USI |
Aku usi, aku mahasiswi, aku tertarik dengan berita yang mengatakan kalau kau |
membunuh ayah dan polisi dalam satu malam. Apa sebenarnya yang terjadi, aku yakin |
kau tidak bersalah. |
MUTI |
Kau wartawan? |
USI |
Bukan, aku sudah katakan kalau aku mahasiswa, aku sebaya dengamu |
MUTI |
Kau kuliah dimana? |
USI |
Aku kuliah di fakultas sastra |
MUTI |
Lalu kenapa kau katakan kalau kau dokter? |
USI |
Agar aku bisa bertemu kau |
MUTI |
Dasar gila |
USI |
Siapa? |
MUTI |
Ya kita semua |
USI |
Termasuk para penonton? |
MUTI |
Tentu |
USI |
Kenapa? |
MUTI |
Karena kita hidup |
USI |
Mengapa demikian? |
MUTI |
Karena hidup adalah siksaan |
( USI DUDUK DI RANJANGNYA DAN MUTI DUDUK DI LANTAI ) |
USI |
Ceritakanlah apa yang sebenarnya terjadi? |
MUTI |
Peristiwa itu sangat menyakitkan, jadi untuk apa diceritakan kembali ( MERENUNG ) |
aku baru pulang dari sekolah, aku mandi dan selesai mandi |
BABAK III |
SEBUAH RUMAH, TEPATNYA KAMAR MUTI, MUTI SEDANG MENYISIR DI |
DEPAN MEJA CERMIN, TIBA TIBA AYAH MUTI DATANG MENGHAMPIRI |
MUTI DAN LANGSUNG MENCIUM MUTI |
MUTI |
Ayah! |
AYAH |
Ibumu mana? |
MUTI |
Lagi di warung. |
MUTI |
Ya sudah, muti panggilin dulu ibu ya…… |
AYAH |
Tidak usah, muti! Apa kamu sudah punya pacar? |
MUTI |
Kok ayah Tanya begitu? |
AYAH |
Enggak apa apa, kamu itu lebih cantik dari ibu mu |
AYAH MULAI MEMBELAI BELAI, MUTI MULAI MENGHINDAR |
MUTI |
Lepasin yah |
AYAH |
Jangan sok suci kamu |
MUTI |
Apa maksud ayah? |
AYAH |
Kamu jangan pernah bilang siapa pun, atau ibumu akan mati |
MUTI |
Ayah! Jangan , ayah |
AYAH |
Ayah sayang kamu, ayah takut ada yang menodai kamu |
MUTI |
Dasar ayah berengsek, apa begini sikap seorang ayah? |
AYAH |
Diam kamu, buka baju kamu, cepat |
MUTI |
Muti tidak akan pernah melayani nafsu bejat ayah, kenapa ayah tidak melampiaskannya |
kepada ibu? |
AYAH |
Ibu kamu itu sudah turun mesin, lebih baik kamu layani ayah atau ibu kamu akan mati |
MUTI |
Tidak akan, ayah sadar ayah, |
AYAH |
Diam kamu |
MUTI |
Ayah, jangan ayah! Mulai sekarang aku tak mau mengakui ayah |
AYAH |
Memangnya apa aku pernah mengatakan kalau aku ayahmu |
MUTI |
Apa maksud ayah? |
AYAH |
Aku bukan ayahmu |
MUTI |
Apa, kau ….bukan …ayahku |
AYAH |
Kakek kamu menyuruh aku menikah dengan ibu kamu yang pada saat itu sedang hamil, |
ibumu pembawa sial tua, kakek kamu seorang lurah, dia tidak mau nama rusak oleh |
kelakuan ibu mu itu |
MUTI |
Mengapa kamu mau menikahi ibu |
AYAH |
Karena aku melihat harta ibumu, tapi sekarang aku lebih tertarik kepadamu, saying |
MUTI ( AMBIL GUNTING ) |
Lebih baik kamu pergi |
AYAH |
Mustinya kau anggap ini sebagai imbalan, aku sudah menjagamu sampai sekarang |
MUTI |
Kau sudah mau menodaiku, kau bilang melindungi |
AYAH |
Diam |
MUTI |
Dasar iblis |
AYAH |
Kemarilah, ciumi aku saying, akan kuremas payudaramu, akan kugagahi sampai kau |
terbang tinggi, ibumu sering meminta lagi, hayo saying |
MUTI |
Dasar setan, |
AYAH MEMELUK SAMBIL MENCIUMI TELINGA, MUTI LANGSUNG |
MENUSUKKAN GUNTING KE PERUT AYAH, |
AYAH |
Dasar anak durhaka, tolong muti, aku akan mati |
AYAH LANGSUNG TERGELETAK DAN MUTI BERLARI.PERGI |
BABAK IV |
PAK POLISI,. SEDANG MENGOBROL DENGAN TEMANNYA, TIBA TIBA |
MUTI MASUK KERUANGAN ITU. |
MUTI |
Pak tolong saya pak! Pak ayah tiri saya ingin memperkosa saya |
POLISI I |
Tenang dulu bu, WAN, tolong buat laporan |
POLISI II |
Siap pak! |
POLISI II PERGI MENINGGALKAN RUANGAN POLISI I. |
POLISI |
Coba jelaskan apa yang terjadi? |
MUTI |
Ayah tiri saya ingin memperkosa saya, dia di rumah sedang mengejar saya Pak |
POLISI ITU MENGHAMPIRI MUTI DAN MEMEGANG PUNDAK MUTI |
POLISI |
Kamu tenang saja, kamu sudah aman disni |
MUTI |
Maaf pak, saya ingin melapor bukan mau dipegang pegang |
POLISI |
Saya hanya ingin menenangi |
MUTI |
Dasar polisi gila, anda ini polisi, mustinya anda bersikap sopan. |
POLISI |
Begini, kalau ingin melapor anda musti bayar, ya hanya sekedar untuk membeli rokok |
MUTI |
Pak, saya tidak punya uang sepeserpun, pak bukannya polisi pengayom masyarakat |
POLISI |
Itu dulu, asal anda tahu, pakai tubuhpun saya bisa terima |
MUTI |
Gila, memangnya saya pelacur |
POLISI |
Kamu jangan pernah munafik |
MUTI |
Anda yang munafik, anda ini ditugaskan untuk melayani masyarakat |
POLISI |
Itu betul, sekarang ini saya ingin melayani anda, tapi anda sendiri tidak ingin dilayani, |
uang itu nomor satu dan saya sudah tahu apa pekerjaan masyarakat disni, semuanya |
pelacur |
MUTI MENAMPAR POLISI |
MUTI |
Ternyata saya salah tempat |
POLISI |
Mau kemana cantik |
POLISI MEMELUK TUBUH MUTI |
MUTI |
Lebih baik anda lepaskan atau saya berteriak |
POLISI |
Berteriaklah, ruangan ini memakai peredam suara, |
MUTI |
Mustinya anda malu kepada baju yang anda pakai |
POLISI |
Manusia sekarang tidak perlu malu lagi |
( POLISI MULAI MENGGERAYANI TUBUH MUTI ) |
MUTI HANYA DIAM, POLISI SEMAKIN BERGAIRAH, TANPA DIDUGA |
MUTI MENGAMBIL PISTOL DARI SARUNGNYA DAN LANGSUNG |
MENODONGKAN PISTOLNYA KE ARAH POLISI |
POLISI |
Tembak saja, tidak usah khawatir, disini tidak akan ada yang mendengar |
MUTI DENGAN GUGUP MENEMBAK KAKI KANANNYA. |
POLISI |
Maafkan saya, saya khilaf, saya bisa mengatasi semua ini, aku memang salah, kamu tidak |
perlu bayar kalau ingin melapor, betul , saya tidak bohong |
MUTI MENEMBAK KAKI KIRINYA |
POLISI |
Saya memang salah, itu hanya guyon, mbak, bu, tante jangan bunuh saya, saya hanya |
becanda, demi tuhan, jangan bunuh saya, saya punya anak dan istri, kalau aku mati nanti |
siapa yang akan menafkahi mereka |
MUTI |
Mustinya polisi menjadi penegak hukum bukan menegakkan penis. |
MUTI MENEMBAK TEPAT DI DADANYA, MUTI PERGI DAN |
MENINGGALKAN PISTOL ITU DI MEJA, POLISI TERKAPAR |
BABAK V |
RODI SEDANG BERSETUBUH DENGAN SITOH, HANYA DESAHAN YANG |
BERADU MENJADI IRAMA, RODI MEROKOK |
SITOH |
Rodi! Nanti bagimana kalau aku hamil, apa kamu bertanggung jawab? |
RODI |
Tentu saja saying, aku akan menjadi ayah dari anak anak kita |
SITOH |
Tapi |
RODI |
Tapi kenapa? |
SITOH |
Tapi kita kan belum sah menjadi suami istri |
RODI |
Itu masalah gampang |
SITOH |
Tapi aku takut masuk neraka |
RODI |
Manusia itu gudangnya dosa, jadi wajar kalau kita melakukan dosa. |
SITOH |
Tapi ….. |
RODI |
Tapi tapi mulu. Kamu dengar ya, pemerintah memperbolehkan gigituan yang penting |
memakai kontrasepsi. |
SITOH |
Jadi pemerintah yang tanggung dosa |
RODI |
Ya iyalah, seorang kepala negara itu harus mempertanggungjawabkan dunia maupun |
akhirat. |
TIBA TIBA PINTU TERBUKA DAN MUTI MASUK |
MUTI |
Oh, jadi ini yang kamu lakukan |
RODI |
Biar aku jelasin dulu sayang, aku khilaf |
MUTI |
Manusia sekarang sering khilaf, aku hanya ingin tahu kenapa kamu melakukan itu? |
RODI |
Sayang, kita bisa nanti, lebih baik kamu pulang dulu, nanti aku ke rumah |
MUTI |
Apa urat malu kamu sudah putus, kalau mau melakukan itu, mengapa tidak menikah |
RODI |
Lebih baik kamu pulang atau aku akan memutuskan kamu |
MUTI |
Memangnya kita masih pacaran, |
RODI |
Cepat keluar |
MUTI |
Dasar perempuan bodoh, kamu mau saja melakukan itu, dia itu bukan suami kamu, |
bukannya kamu sitoh? |
SITOH |
Maafkan saya muti, saya khilaf, saya baru sadar, tapi saya melakukannya memakai |
kontrasepsi, pasti tidak akan hamil. |
bukanya pemerintah membolehkan melakukan ini asal kita memakai kontrasepsi |
MUTI |
Apa yang akan kamu berikan kepada suami kamu nanti |
RODI |
Sudahlah, lebih baik kamu pulang atau… |
MUTI |
Atau apa? |
RODI |
Kamu akan terima akibatnya, aku tahu rahasia keluarga kamu, ayah kamu yang tolol itu |
sudah mengatakan kepada saya semuanya, dia itu bukan ayah kamu, kamu ini anak jadah, |
ayah kamu itu seorang polisi yang suka…. |
MUTI |
Polisi? |
RODI |
Ya, dia kepala polisi di kapolsek ini |
MUTI |
Apa! |
RODI |
Siapa yang ingin bercinta dengan anak jadah seperti kamu |
TERDEGAR DARI LUAR SIRINE, |
BEBERAPA POLISI LANGSUNG MASUK, MUTI, RODI, DAN SITOH KAGET |
BUKAN MAIN |
POLISI III |
Angkat tangan kalian |
SEMUA ANGKAT TANGAN |
POLISI III |
Borgol |
SITOH |
Saya tidak salah pak, saya hanya kebetulan disini, apa salah kami pak |
POLISI IV |
Pria ini Bandar narkoba, dan dia anggota geng motor dan dua hari yang lalu dia |
membunuh tukang roti bakar. bawa mereka semua. |
RODI |
Saya hanya pengedar pak, saya bukan Bandar pak, pak bukannya bos sudah bayar uang |
keamanan |
POLISI V |
Kamu bisa jelaskan di kantor polisi |
SITOH |
Pak, muti tidak salah pak, pria itu memang pengadar pak |
POLISI VI |
Wanita ini sudah membunuh ayah tirinya dan sorang polisi |
RODI |
Apa? |
MUTI, SITOH DAN RODI DIBAWA KE KANTOR POLISI |
BABAK VI |
RUANGAN PENJARA YANG BECEK, LEMBAB, BANYAK TIKUS, KECOAK, |
MUTI DUDUK DI LANTAI SAMBIL MENULIS DI LANTAI. MUTI |
MENGAJAK SEEKOR TIKUS BICARA |
USI |
Jadi polisi yang kamu bunuh itu ayah kandung kamu |
MUTI |
( mengangguk ) |
USI |
Kenapa kamu tidak mau meminta kasasi? |
MUTI |
Aku tidak akan pernah meminta kasasi, sekarang atau nanti sama saja, teman teman saya |
semua keluar dari sini karena meminta kasasi dan mereka membayar para hakim bejat itu. |
USI |
Aku akan Bantu kamu keluar dari sini |
MUTI |
Tidak usah |
USI |
Kamu tidak bersalah |
MUTI |
Besok hukuman mati menanti aku, kebenaran tidak akan pernah mati, tak ada bedanya |
kebenaran dan kesalahan kalau hukum itu sendiri bermaterai. |
Pulang lah, aku ingin istirahat |
USI |
Baik, terima kasih atas semuanya, aku pulang dulu |
USI KELUAR DAN MUTI HANYA DUDUK, LAMPU MULAI MEREDUP |
BABAK VII |
SEBUAH PERPUSTAKAAN, USI TERTIDUR DI MEJA, TIBA TIBA SEORANG |
PENJAGA PERPUSTAKAAN MENGHAMPIRI USI |
PENJAGA |
Mbak, mbak… |
USI BANGUN DAN DUDUK |
USI |
Maaf mas, saya ketiduran |
PENJAGA |
Tidak apa apa. Maaf mbak, perpustakaannya mau tutup, sudah senja |
USI |
Oh, iya. |
USI BANGKIT, PENJAGA MEMBERSEKAN BUKU DI RAK RAK, USI |
BERJALAN MENINGGALKAN RUANGAN PERPUSTAKAAN ITU |
USI |
Hanya bunga tidur. |
18 Mei 2008 |
Bookmark this post: | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |